A.
IPA
1. CONTOH
AYAT AL-QUR'AN YANG MENYANGKUT TENTANG PELAJARAN IPA
QS. Al-Fathir, 35:27.
اَلَمْ تَرَ أَنَّ اللهَ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً، فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُّخْتَلِفًا اَلْوَانُهَا، وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيْضٌ وَحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَنُهَا وَ غَرَابِيْبُ سُوْدٌ (٢٧
Artinya: Tidaklah kamu melihat bahwasannya
Allah menurunkan hujan dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu
buah-buahan yang beraneka ragam jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada
garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang
hitam pekat. (Al-Fathir, 35:27)
Hujan terjadi karena penguapan air laut,
danau, sungai, DLL. Disini saya akan membahas tentang ayat tersebut. Pertama,
maksud dari "Tidaklah kamu melihat bahwasannya Allah menurunkan hujan dari
langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka ragam
jenisnya." menurut saya adalah dengan air hujan bisa dimanfaatkan menjadi
air untuk menyiram tanaman yang bisa membuat pohon itu berkembang dan menghasilkan
buah-buahan. Jadi Allah tidak sia-sia menurunkan hujan di muka bumi. Kedua,
maksud dari "Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan
merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat."
menurut saya adalah pelangi yang terjadi setelah hujan yang disebabkan karena
sinar matahari trurai oleh air hujan.
Al-Qur’an merupakan sebuah Mukjizat
terbesar Rasulullah SAW. Al-Qur’an bersifat maknawi yang berarti berlaku
sepanjang massa dan tidak akan pernah lenyap. isi-isinya selalu sejalan dengan
logika ummat manusia. Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan sekitar abad ke 7
masehi, di mana ilmu pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi
itu rata dan matahari mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern
yang baru-baru ini ditemukan oleh manusia. Berikut merupakan contoh-contoh
keselarasan antara ilmu Al-Qur’an dan ilmu Modern saat ini :
2.
Penciptaan
Alam Semesta
"Dialah
pencipta langit dan bumi." (Q.S: Al-'An`ām :101)
Kesimpulan
yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta,
beserta dimensi materi dan waktu, muncul sebagai hasil dari suatu ledakan
raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big
Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu.
Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik
tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan
satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula
alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Gambar ini menampakkan peristiwa Big Bang, yang sekali lagi
mengungkapkan bahwa Allah telah menciptakan jagat raya dari ketiadaan. Big Bang
adalah teori yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Dan
dalam A-Quran Allah SWT telah berfirman yang artinya:
"Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman?" (Q.S Al- Anbiya: 30)
Ketika
kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan
kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh
menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20,
padahal Al-Qur’an telah memberitakan kepada kita sejak 1.400 tahun yang
lalu.
3.
Garis
Edar
Telah
kita ketahui bersama, bahwa matahari, bumi, bulan dan planet-planet lain di
jagad raya ini senantiasa bergerak berdasarkan garis edarnya masing-masing.
Garis edar ini berbentuk elips. Dalam pergerakannya, keseluruhan planet bersama
masing-masing satelitnya akan bergerak mengelilingi matahari sebagai pusat tata
surya di galaksi Bimasakti.
Gambar ini menunjukkan planet-planet yang bergerak pada garis
edarnya mengelilingi matahari.
Ternyata,
fakta pengetahuan tersebut juga telah di jelaskan di dalam Al-Quran sejak
ribuan tahun yang lalu. Sebagaimana Firman Allah SWT berikut yang artinya:
"Dan
Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya."
(Q.S
Al-Anbiya:33)
Selain
itu, garis edar di alam semesta ini tidak hanya dimiliki oleh benda-benda
angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu
garis peredaran yang terhitung dan terencana. Hal itu dapat kita perhatikan
dari firman-Nya yang artinya:
"Demi
langit yang mempunyai jalan-jalan."
(Q.S
Az-Zariyat:7)
Selama
pergerakan ini, tidak ada satupun dari benda-benda angkasa ini memotong
lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati
bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari
bagian-bagiannya saling bersentuhan. Dan semuanya itu dapat terjadi karena
Kuasa Allah SWT sebagai pengatur segala sesuatu yang ada di muka bumi ini
(SUBHANALLAH).
4.
Akibat
dari Rotasi dan Revolusi Bumi serta Perputaran Bulan Mengelilingi Bumi.
Berdasarkan
ilmu pengetahuan modern, dijelaskan bahwa waktu yang diperlukan bumi untuk
berputar pada sumbunya (rotasi bumi) adalah 23 jam 56 menit. sehingga salah
satu akibat dari rotasi bumi itu adalah terjadinya pergantian siang dan malam
di berbagai belahan bumi.
Gambar ini menunjukkan adanya pergantian siang dan malam akibat
dari rotasi bumi
Sedangkan
waktu yang diperlukan bumi untuk mengelilingi matahari adalah 365,25 hari.
Sehingga revolusi bumi menjadi dasar penetapan tahun Masehi atau tahun
Syamsyiah.
Ilmu
pengetahuan Modern juga menjelaskan bahwa bulan merupakan satelit (pengiring) bumi.
Sehingga gerakan yang dilakukan bulan meliputi rotasi, revolusi terhadap bumi,
dan bersama bumi berevolusi terhadap matahari. Perputaran bulan bersama bumi
mengelilingi matahari dijadikan dasra tahun Komariah. Selama bumi mengelilingi
matahari dalam satu kali revolusinya, bulan berevolusi terhadap bumi sebanyak
12 kali. Satu kali revolusi bulan terhadap bumi memerlukan waktu 29,5 hari.
Sehingga selama berevolusi 12 kali memerlukan waktu sebanyak 12x29,5 = 354
hari. Waktu sebanyak 354 hari itu disebut satu tahun Komariah.
Dan di
dalam Al-Quran pun telah dijelaskan hal yang sama. Sebagaimana Firman Allah SWT
yang artinya:
“Dialah
yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang
menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan
perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan
benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (Kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang
mengetahuinya. Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang dan pada apa yang
diciptakan Allah di langit dan di bumi, pasti terdapat tanda-tanda
(Kebesaran-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S Yunus : 5-6)
Kedua
ayat tersebut telah menjelaskan secara detail tentang pemahaman akibat dari
rotasi dan revolusi bumi serta perputaran bulan mengelilingi bumi.
Dan
pada Q.S Yunus ayat 5 terdapat kata kata “Dialah yang menjadikan matahari
bersinar dan bulan bercahaya…”. Kita dapat melihat adanya perbedaan sifat
antara matahari dan bulan. Matahari dengan kata-kata “bersinar” menandakan
bahwa matahari memiliki cahayanya sendiri. Sedangkan bulan dengan kata-kata
“bercahaya” menandakan bahwa bulan tidak memiliki cahaya sendiri. Hal itu
sesuai dengan ilmu pengetahuan modern saat ini, yang juga menjelaskan bahwa
bulan tidak memiliki cahaya sendiri, tetapi hanya memantulkan cahaya dari
matahari.
Dari
beberapa pernyataan-pernyataan di atas, dapat kita pahami bahwa Al-Qur’anul
Karim benar-benar merupakan sebuah Mukjizat yang begitu besar. Segala sesuatu
yang ada di dalamnya benar-benar merupakan Firman Allah SWT dan selalu sejalan
dengan setiap kehidupan umat manusia. MahaSuci Allah SWT dengan segala
Firman-Firman-Nya.
ILMU
PENGETAHUAN DAN AL QURAN
( RENUNGAN RAMADHAN ) Ilmu Pengetahuan adalah ilmu yang dikembangkan
oleh manusia yang tidak lain adalah makhluk Allah SWT. Al Quran adalah kalam
Allah yang disampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW untuk dijadikan pedoman
hidup / petunjuk bagi manusia. Sebagai Ilmu yang dikembangkan manusia, Ilmu
Pengetahuan tentu secara tersurat maupun tersirat sudah ada di dalam Al
Quran itu sendiri. Allah
SWT berfirman
“ Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan Qalam.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq:
1 – 5)
Ayat-ayat ini merupakan ayat-ayat Al-Quran
yang pertama kali diturunkan, yang merupakan permulaan rahmat dan nikmat Allah
yang diberikan kepada hamba-Nya. Salah satu kenikmatan tersebut adalah ilmu,
yang dengan adanya ilmu tersebut, manusia dimuliakan dan dihormati. Ilmu
pengetahuan merupakan keistimewaan Adam atas para malaikat, di mana Allah
mengajarkan nama-nama benda yang nama-nama tersebut tidak diketahui oleh
malaikat. Dalam ayat ini Allah menyatakan megajarkan ilmu kepada manusia
melalui perantaraan Qalam.
Ilmu pengetahuan yang dimaksudkan adalah
ilmu-ilmu eksak, seperti ilmu fisika, biologi, kimia, ilmu falak, kedokteran,
maupun ilmu-ilmu sosisal, seperti sosiologi, psikologi, ekonomi, sastra, dan
lain-lain. Termasuk pula di dalamnya adalah ilmu-ilmu agama, seperti aqidah,
ibadah, akhlaq, muamalah, fiqh dan lain-lain.
Diantara kemukjizatan Al-Qur’an adalah
kebenaran ayat-ayatnya yang kemudian terungkap satu per satu sejalan dengan
ilmu pengetahuan modern. Mungkin dalam suatu penggalan sejarah tertentu sains
tidak mampu mengungkap kebenaran ini. Di belakang hari baru terbukti, dan
menjadi jelaslah bagi manusia bahwa apa yang diberitakan Al-Qur’an adalah
benar.
Allah SWT berfirman :
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka
tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka
sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah
cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala
sesuatu? (QS.Fushilat : 53).
Kita sebagai makhluk Allah dengan segala
keterbatasannya, maka kita diwajibkan untuk selalu menuntut ilmu guna menguak
isi kandungan dari Al Quran. Dan Allah akan mengangkat derajat orang berilmu,
seperti dalam firmanNya :
" Allah mengangkat orang yang beriman
dari golonganmu dan juga orang-orang yang dikurniakan Ilmu Pengetahuan hingga
beberapa derajat" (Qs.al-Mujadalah ayat 11)
Pada kesempatan kali ini penulis mencoba
menyajikan beberapa ayat al Quran yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan,
semoga Allah meridhai dan bermanfaat buat kita semua, dan menambah keyakinan
bahwa Al Quran adalah sumber Ilmu pengetahuan yang diciptakan Allah untuk
manusia :
· Alqur'an & Teori Big
Bang
Al-qur’an adalah kitab terakhir yang
diturunkan Allah kepada nabi terakhir (Muhammad SAW). Al-qur’an bukan lah kitab
yang berisi SCIENCE (Ilmu Pengetahuan) Tapi kitab yang berisi SIGN
(Tanda-tanda/Ayat-ayat) ke arah ilmu Pengetahuan. Lebih dari 6000
ayat-ayat dalam Al-qur’an, 1000 diantaranya berisi ayat-ayat tentang Ilmu
Pengetahuan yang meliputi Astronomi,Fisika, Geografi, Geologi, Oceanologi,
Biologi, Tumbuh-Tumbuhan, Hewan, dll.
Dalam
al-qur’an Allah SWT berfirman :
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya?. ….” ( Q.S. Al-Anbiya’ : 30 )
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya?. ….” ( Q.S. Al-Anbiya’ : 30 )
Ayat ini menceritakan tentang gejala Ledakan
Besar atau Teori Big Bang. Bayangkan apa yang kita baru ketahui sekarang,
Alquran telah mengatakannya 1400 tahun yang lalu. Alqur’an juga mengatakan
dalam Surat Fussilat :
“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu
masih merupakan asap(dukhon), lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:
"Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka
hati".(Fussilat ; 11)
· Alqur'an dan Bentuk Bumi
Dulu orang-orang berfikir bahwa dunia tempat
kita hidup ini adalah datar jadi mereka takut bepergian ke tempat yang jauh
karena pada ujungnya mereka takut jatuh. Pada tahun 1597, Sir Francis Drake
berlayar keliling dunia untuk membuktikan bumi itu bulat. Al-qur’an sudah
menyebutkan dalam surat Lukman ayat 29 :
“…
sesungguhnya Allah menyatukan malam ke dalam siang dan menyatukan siang ke
dalam malam …”.(Q.S. Luqman : 29)
Penyatuan adalah proses yang lambat dan
bertahap, malam secara perlahan dan bertahap berubah menjadi siang dan Siang
secara lambat dan bertahap menjadi malam. Fenomena ini hanya mungkin terjadi
apabila bumi bulat dan tidak mungkin apabila bumi data. Apabila bumi datar maka
akan sebuah terjadi perubahan yang mendadak. Perhatikan Surat Az-zumar Allah
SWT berfirman :
Dia menciptakan langit dan bumi dengan
(perbandingan) yang benar; Dia menggulung(melewat-kawwara) malam keatas siang
dan menggulung(melewati) siang keatas malam …”.(Q.S. Az-Zumar : 5 )
Kata Arab yang digunakan adalah “yukawwiru”
yang berasal dari “kawwara” yang berarti melewati atau menggulung. Gerakan
seperti kita membuat sorban di kepala kita. Fenomena menggulung malam dan
menggulung siang hanya terjadi jika bumi bulat. Tidak mungkin jika bumi datar,
akan ada perubahan yang mendadak. Lebih lanjut Dalam Alqur’an Surat
An-Naaziat ayat 30 Allah berfirman :
“Dan
sesudah itu bumi itu berbentuk telur[dhahaha].” (Q.S. An-Naziat : 30 )
Kata Arab “dahaha berasal dari kata “duhya”
yang berarti berbentuk telur, dan itu tidak mengacu pada semua telur , itu
mengacu secara spesifik adalah “telur burung unta”. Dan sekarang kita ketahui
bahwa Bumi tidak Bundar seperti Bola tapi bumi berbentuk geosferical. Dan jika
kalian analisa , Telur Burung Unta berbentuk “Geosferikal” yaitu sedikit
menyempit dari puncaknya dan menonjol dari pusatnya. Jadi Alquran menggambarkan
bentuk tepat dari bumi yaitu Geosferical 1400 tahun yang lalu.
·
Bayi
dalam Rakhim
Dalam
Al Qur'an dipaparkan bahwa manusia diciptakan melalui tiga tahapan dalam rahim
ibunya.
"... Dia menjadikan kamu dalam perut
ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu
adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?" (Al
Qur'an, 39:6)
· Otot Pembungkus Tulang
"Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik" (Al Qur'an, 23:14)
· Proses Kejadian Manusia
Diantara contoh ayat Al-Qur’an yang
mendahului ilmu pengetahuan (sains) adalah pemberitaan Al-Qur’an mengenai
proses kejadian manusia. Allah SWT berfirman :
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik.(QS. Al-Mukminun : 12-14)
· Terjadinya hujan
Allah, dialah yang mengirim angin, lalu angin
itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan
keluar dari celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya
yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. ( Qs. Ar Ruum : 48 )
Keajaiban
Al Qur'an dan Ilmu Pengetahuan
Benar
kiranya jika Al Qur'an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, ternyata
ayat-ayat Al Qur'an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu
pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari
mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru-baru ini
ditemukan oleh manusia.
Sebagai
contoh ayat di bawah:
"Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman?" [Al Anbiyaa:30]
Saat
itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata
ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang dan teori ilmiah lainnya
menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian
akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian
ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti
mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi
adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah
satu kebenaran ayat Al Qur'an.
Tatkala
merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan bahwa
masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
"Dan
Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al
Qur'an, 21:33)
Disebutkan
pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam
garis edar tertentu:
"Dan
matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)
Langit
yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam
Al Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih
terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
"Dan
langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami
benar-benar meluaskannya." (Al Qur'an, 51:47)
Menurut
Al Qur'an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu
pengetahuan masa kini.
Menurut
Stephen Hawkings dengan teori Big Bang, sejak terjadinya peristiwa Big Bang,
alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha
dahsyat. Teori lain seperti Inflationary juga berpendapat jagad raya terus
berkembang. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan
permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga
awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu
pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu
kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang
dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta
sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".
Pada
awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi
Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam
semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta
ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika
mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika,
menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
Gunung
yang Bergerak
"Dan
kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia
berjalan sebagai jalannya awan." [QS 27:88]
14
abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun
dalam Al Qur'an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan
gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada.
Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada
awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman
bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi
menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang
berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para
ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni
50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam
sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh
tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang
dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar
180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya
bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah
Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa
kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali
India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi
menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua
yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi
secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga
menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di
Bumi.
Pergerakan
kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal
abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak
dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas
lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan
beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik,
lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar
lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm
per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan
menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun,
misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets,
Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton,
Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada
hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah
telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan.
(Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah "continental drift"
atau "gerakan mengapung dari benua" untuk gerakan ini. (National Geographic
Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak
dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur'an bahwa fakta ilmiah
ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al
Qur'an.
"Dan
Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari
langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu
yang menyimpannya." (Al Qur'an, 15:22)
Ramalan
Kemenangan Romawi atas Persia
"Alif,
Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka
sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah
urusan sebelum dan sesudah (mereka menang)." (Al Qur'an, 30:1-4)
Ayat-ayat
ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan
hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan
Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu
dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian
hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya
sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi
juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran
Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas
Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan
perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai
pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan
Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria,
Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh
bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society,
Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
Diselamatkannya
Jasad Fir'aun
"Maka
pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi
orang-orang yang datang sesudahmu" [QS 10:92]
Maurice
Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir'aun di Mesir. Pada mumi Ramses II Dia
menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya.
Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini
adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika sedang
mengejar Nabi Musa as.
Injil
& Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran
yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah Subhanahu wa
Ta'ala, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perhatikan
bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam hidup 3000 tahun setelah
kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat
Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak
disebut). Makam Fir'aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh
arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa
menyebutkannya karena memang firman Allah Subhanahu wa Ta'ala (bukan buatan
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam).
Segala
Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan
Al
Qur'an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan,
juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan
batas-batas yang tidak ditentukan.
"Maha
Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka
tidak ketahui." [Yaa Siin 36:36]
Kita
dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia
tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak
mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik
dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda
mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang
dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak
menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun
gagasan tentang "pasangan" umumnya bermakna laki-laki dan perempuan,
atau jantan dan betina, ungkapan "maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui" dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini,
cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul
Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi
Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut
"parité", menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya:
anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi.
Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan
protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah
sebagaimana berikut:
"...setiap
partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan ... dan hubungan
ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan
pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap
tempat."
Semua
ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh
meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian
"dikirim ke bumi", persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut.
Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di
saat Al Qur'an diturunkan.
Tulisan
di atas hanyalah sebagian kecil dari keajaiban Al Qur'an yang ada dan ternyata
sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. Bagi yang ingin tahu lebih banyak
silahkan baca buku referensi di bawah.
Jelas
Al Qur'an itu benar dan tak ada keraguan di dalamnya.
"Kitab
Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa" [Al Baqarah:2]
Jika
agama lain bisa punya lebih dari 4 versi kitab suci yang berbeda satu dengan
lainnya, maka Al Qur'an hanya ada satu dan tak ada pertentangan di dalamnya:
"Maka
apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan
dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di
dalamnya." [An Nisaa':82]
Al Qur'an adalah satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal jutaan manusia (Hafidz/penghafal Al Qur'an) sehingga keaslian/kesuciannya selalu terjaga.
Al Qur'an adalah satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal jutaan manusia (Hafidz/penghafal Al Qur'an) sehingga keaslian/kesuciannya selalu terjaga.
PETUNJUK AL-QUR’AN
TENTANG MAKHLUK BERAKAL DI LUAR PLANET BUMI
Al-Qur’an
merupakan mu’jizat terbesar sepanjang masa. Pertamakali dibukukan di jaman
Khalifah Abu Bakr, lalu pembukuannya disempurnakan di jaman Khalifah Umar bin
Khathab. Sedangkan di jaman Khalifah Utsman mulai ditetapkan bentuk hurufnya
serta diperbanyak sehingga dikenal istilah Rosam Utsmani. Ilmu tata bahasa
al-Qur’an (nahwu dan sharaf) mulai diperkenalkan di jaman khalifah Ali bin Abi
Thalib.
Salah satu keistimewaan al-Qur’an adalah memungkinkan penafsirannya yang terus berkembang dan selalu up to date. Salah satu contohnya adalah yang terdapat di dalam surat Ar-Ra’du (13) ayat 15.
Dan hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) “Man” yang ada di langit dan di Bumi, baik dengan kemauan sendiri (taat), ataupun terpaksa, begitupula bayang-bayangnya (ikut sujud) di pagi dan petang hari (QS 13:15).
Ayat tersebut menjelaskan adanya “Man” di langit dan di Bumi. Lalu siapakah yang dimaksud “Man” di dalam ayat ini?
1. Di dalam tata bahasa al-Qur’an (arab) “Man” menunjukan makhluk yang diberi akal. Sedangkan makhluk berakal yang diciptakan Allah swt ada 4, yaitu: Malaikat, Iblis, Jin, dan Manusia. Oleh sebab itu makhluk-makhluk lain seperti binatang, tumbuhan, atau benda mati tidak bisa disebut “Man” tetapi disebut “Maa”. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka “Man” bermakna “Siapa” dan “Maa” bermakna “Apa”.
2. Ciri-ciri “Man” yang dimaksud di dalam ayat di atas adalah:
a) Sujud dengan taat kepada Allah;
b) Sujud dengan terpaksa kepada Allah; dan
c) Memiliki bayang-bayang.
Ayat tersebut berbunyi: Walillahi yasjudu Man fi ssamaawaati wal ardhi, jika diterjemahkan menjadi: Dan kepada Allah “Man” di langit dan di Bumi bersujud/beribadah. Itu bunyi paraghraf pertama dari ayat tersebut. Paraghraf ini menjelaskan adanya “Man” di langit dan di Bumi yang bersujud/beribadah kepada Allah. Lalu dilanjutkan dengan kalimat: Thou’an wa karhan wa dzilaluhum…., jika diterjemahkan menjadi: Taat, dan terpaksa, dan bayang-bayang mereka…… Paraghraf ini menjelaskan cirri-ciri “Man” yang dimaksud pada paraghraf pertama. Bahwa sujud/ibadahnya si “Man” yang dimaksud di atas kadang kala taat, kadang terpaksa, dan mereka memiliki bayang-bayang.
3. Perlu diketahui lagi bahwa kata As-samaawaati pada ayat tersebut berbentuk jamak. Sehingga menjadi petunjuk bahwa “Man” yang berada di luar planet Bumi akan tersebar di banyak planet lain.
3. Jika melihat ciri-ciri tersebut diatas maka tidak mungkin yang dimaksud “Man” di dalam ayat tersebut adalah Malaikat, karena Malaikat selalu patuh kepada Allah, tidak pernah terpaksa, dan tidak memiliki bayang-bayang.
4. Juga tidak mungkin yang maksud “Man” di dalam ayat tersebut adalah Iblis, karena Iblis tidak pernah taat kepada Allah serta tidak memiliki bayang-bayang.
5. Dan tidak mungkin pula yang dimaksud “Man” di dalam ayat tersebut adalah Jin. Walaupun ada Jin yang taat dan terpaksa, tetapi Jin tidak memiliki bayang-bayang.
6. Maka yang dimaksud dengan “Man” pada ayat tersebut adalah makhluk seperti manusia. Yaitu mahkluk yang kadang kala taat, atau terpaksa serta memiliki bayang-bayang. Oleh sebab itu, ayat tersebut menjadi petunjuk adanya makhluk berakal seperti manusia di luar planet Bumi.
Disamping “Man”, di luar planet Bumi pun Allah swt pun menciptakan “Maa” dari kelompok binatang melata. Sebagaimana firman Allah swt di dalam surat An-Nahl (16) ayat 49.
Dan hanya kepada Allah-lah sujud “Maa” yang melata yang ada dilangit dan “Maa” yang melata yang ada di Bumi. Dan para Malaikat, dan mereka tidak menyombongkan diri. (QS 16:49).
Ayat tersebut menjelaskan adanya “Maa” dan “Malaikat” di langit dan di Bumi yang selalu sujud kepada Allah serta tidak sombong. Pada ayat ini tidak ada istilah terpaksa, sebagai bukti bahwa Malaikat dan “Maa” selalu sujud dengan taat kepada Allah swt.
Mengakhiri pembahasan tentang makhluk di luar Bumi maka silahkan simak firman Allah swt di dalam surat Asy-Syura (42) ayat 29.
Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, ialah menciptakan langit dan Bumi dan “Maa” yang melata yang Ia sebarkan pada keduanya. DAN IA MAHA KUASA UNTUK MENGUMPULKAN (MEMPERTEMUKAN) SEMUANYA (MAKHLUK LANGIT DAN BUMI) APABILA IA BERKEHENDAK (QS 42:29).
Ayat tersebut menjadi petunjuk adanya kemungkinan pertemuan (interaksi) antara manusia yang ada di langit dengan manusia yang ada di Bumi bahkan kemungkinan saling berjodoh, tentunya jika Allah swt sudah berkehendak. Wallahu a’lam bishowab.
Salah satu keistimewaan al-Qur’an adalah memungkinkan penafsirannya yang terus berkembang dan selalu up to date. Salah satu contohnya adalah yang terdapat di dalam surat Ar-Ra’du (13) ayat 15.
Dan hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) “Man” yang ada di langit dan di Bumi, baik dengan kemauan sendiri (taat), ataupun terpaksa, begitupula bayang-bayangnya (ikut sujud) di pagi dan petang hari (QS 13:15).
Ayat tersebut menjelaskan adanya “Man” di langit dan di Bumi. Lalu siapakah yang dimaksud “Man” di dalam ayat ini?
1. Di dalam tata bahasa al-Qur’an (arab) “Man” menunjukan makhluk yang diberi akal. Sedangkan makhluk berakal yang diciptakan Allah swt ada 4, yaitu: Malaikat, Iblis, Jin, dan Manusia. Oleh sebab itu makhluk-makhluk lain seperti binatang, tumbuhan, atau benda mati tidak bisa disebut “Man” tetapi disebut “Maa”. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka “Man” bermakna “Siapa” dan “Maa” bermakna “Apa”.
2. Ciri-ciri “Man” yang dimaksud di dalam ayat di atas adalah:
a) Sujud dengan taat kepada Allah;
b) Sujud dengan terpaksa kepada Allah; dan
c) Memiliki bayang-bayang.
Ayat tersebut berbunyi: Walillahi yasjudu Man fi ssamaawaati wal ardhi, jika diterjemahkan menjadi: Dan kepada Allah “Man” di langit dan di Bumi bersujud/beribadah. Itu bunyi paraghraf pertama dari ayat tersebut. Paraghraf ini menjelaskan adanya “Man” di langit dan di Bumi yang bersujud/beribadah kepada Allah. Lalu dilanjutkan dengan kalimat: Thou’an wa karhan wa dzilaluhum…., jika diterjemahkan menjadi: Taat, dan terpaksa, dan bayang-bayang mereka…… Paraghraf ini menjelaskan cirri-ciri “Man” yang dimaksud pada paraghraf pertama. Bahwa sujud/ibadahnya si “Man” yang dimaksud di atas kadang kala taat, kadang terpaksa, dan mereka memiliki bayang-bayang.
3. Perlu diketahui lagi bahwa kata As-samaawaati pada ayat tersebut berbentuk jamak. Sehingga menjadi petunjuk bahwa “Man” yang berada di luar planet Bumi akan tersebar di banyak planet lain.
3. Jika melihat ciri-ciri tersebut diatas maka tidak mungkin yang dimaksud “Man” di dalam ayat tersebut adalah Malaikat, karena Malaikat selalu patuh kepada Allah, tidak pernah terpaksa, dan tidak memiliki bayang-bayang.
4. Juga tidak mungkin yang maksud “Man” di dalam ayat tersebut adalah Iblis, karena Iblis tidak pernah taat kepada Allah serta tidak memiliki bayang-bayang.
5. Dan tidak mungkin pula yang dimaksud “Man” di dalam ayat tersebut adalah Jin. Walaupun ada Jin yang taat dan terpaksa, tetapi Jin tidak memiliki bayang-bayang.
6. Maka yang dimaksud dengan “Man” pada ayat tersebut adalah makhluk seperti manusia. Yaitu mahkluk yang kadang kala taat, atau terpaksa serta memiliki bayang-bayang. Oleh sebab itu, ayat tersebut menjadi petunjuk adanya makhluk berakal seperti manusia di luar planet Bumi.
Disamping “Man”, di luar planet Bumi pun Allah swt pun menciptakan “Maa” dari kelompok binatang melata. Sebagaimana firman Allah swt di dalam surat An-Nahl (16) ayat 49.
Dan hanya kepada Allah-lah sujud “Maa” yang melata yang ada dilangit dan “Maa” yang melata yang ada di Bumi. Dan para Malaikat, dan mereka tidak menyombongkan diri. (QS 16:49).
Ayat tersebut menjelaskan adanya “Maa” dan “Malaikat” di langit dan di Bumi yang selalu sujud kepada Allah serta tidak sombong. Pada ayat ini tidak ada istilah terpaksa, sebagai bukti bahwa Malaikat dan “Maa” selalu sujud dengan taat kepada Allah swt.
Mengakhiri pembahasan tentang makhluk di luar Bumi maka silahkan simak firman Allah swt di dalam surat Asy-Syura (42) ayat 29.
Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, ialah menciptakan langit dan Bumi dan “Maa” yang melata yang Ia sebarkan pada keduanya. DAN IA MAHA KUASA UNTUK MENGUMPULKAN (MEMPERTEMUKAN) SEMUANYA (MAKHLUK LANGIT DAN BUMI) APABILA IA BERKEHENDAK (QS 42:29).
Ayat tersebut menjadi petunjuk adanya kemungkinan pertemuan (interaksi) antara manusia yang ada di langit dengan manusia yang ada di Bumi bahkan kemungkinan saling berjodoh, tentunya jika Allah swt sudah berkehendak. Wallahu a’lam bishowab.
Fakta Fakta Ilmiah
Al Quran Terbukti Kebenarannya
Fakta
Ilmiah dalam Al Quran telah terbukti kebenarannya yang banyak ditemukan oleh
para ilmuwan. Setiap Rasul yang diutus Allah SWT kepada manusia dibekali dengan
keistimewaan-keistimewaan yang disebut mukjizat. Mukjizat ini bukanlah
kesaktian ataupun tipu muslihat untuk memperdayai umat manusia, melainkan
kelebihan yang Allah SWT berikan untuk meneguhkan kedudukan para Rasulnya dan
mempertegas seruan (dakwah) mereka agar manusia beriman kepada Allah SWT dan
tidak mempersekutukan-Nya (tauhid).
Namun
mukjizat setiap nabi dan Rasul berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan
karakter dan kondisi kaumnya yang menjadi objek dakwah. Lalu, apakah mukjizat
Nabi Muhammad saw?
Para
ulama sependapat, di antara sekian banyak mukjizat yang Allah berikan kepada
Nabi Muhammad saw, yang terbesar adalah Alquran. Alquran adalah kitab suci
penyempurna kitab-kitab suci para nabi sebelumnya. Alquran bukan hanya petunjuk
untuk mencapai kebahagiaan hidup bagi umat Muslim, tapi juga seluruh umat
manusia.
Salah
satu keajaiban Alquran, adalah terpelihara keasliannya dan tidak berubah
sedikitpun sejak pertama kali diturunkan pada malam 17 Ramadan 14 abad yang
lalu hingga kiamat nanti. Otentisitas Alquran sudah dijamin oleh Allah, seperti
dalam firman-Nya, “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan
Sesungguhnya Kami pula yang benar-benar memeliharanya.” (QS Al-Hijr: 9)
Bukti
otentisitas ini adalah banyaknya penghafal Alquran yang terus lahir ke dunia,
dan pengkajian ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti.
Kejaibannya, meski Alquran diturunkan 14 abad lalu, namun ayat-ayatnya banyak
yang menjelaskan tentang masa depan dan bersifat ilmiah. Bahkan dengan kemajuan
ilmu dan teknologi saat ini, banyak ayat-ayat Alquran yang terbukti
kebenarannya. Para ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran itu melalui
sejumlah ekperimen penelitian ilmiah.
Berikut
beberapa fakta ilmiah Alquran yang dihimpun dari berbagai sumber, di mana
berbagai penemuan ilmiah saat ini ternyata sesuai dengan ayat-ayatnya.
1.
Fakta tentang besi
Besi
adalah salah satu logam berat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Dalam
Alquran surat Al Hadiid ayat 25 menjelaskan bahwa Allah menurunkan besi yang
memiliki kekuatan hebat dan memiliki banyak manfaat bagi manusia.
“Sesungguhnya
Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan
telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan neraca (keadilan) supaya manusia
dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan (anzalnaa) besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya, padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya
Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.”
Dalam
ayat ini, kata “anzalnaa” memiliki arti “kami turunkan” digunakan untuk
menunjuk besi. Apabila diartikan secara kiasan kata “anzalnaa” menjelaskan
bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia.
Apabila
mengartikan kata itu secara harfiah, yakni “secara bendawi diturunkan dari
langit”, maka diperoleh arti bahwa besi diturunkan dari langit. Beberapa
ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran ayat itu. Partikel besi tidak
berasal dari bumi melainkan berasal dari benda-benda luar angkasa.
Paling
tidak, terdapat sembilan ayat dalam Alquran yang membahas dan menjelaskan
tentang besi. Salah satunya, “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari
apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di
gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan
pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah
menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (QS
An-Nahl: ayat 81)
2. Fakta penciptaan berpasang-pasangan
Surat
Yaasin ayat 36 menjelaskan, Allah menciptakan segala sesuatu secara
berpasang-pasang. Dalam ayat lain, Allah uga berfirman, “Dan segala sesuatu
Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.”
(QS Adz-Zaariyat: 49).
Menurut
ayat ini, Allah menciptakan yang berpasangan tidak hanya manusia, melainkan
segala sesuatu yang tumbuh dari bumi dan berbagai partikel yang tidak terlihat
mata.
Seorang
ilmuwan asal Inggris, Paul Dirac, berhasil melakukan penelitian yang
membuktikan bahwa materi diciptakan secara berpasangan. Penemuannya dinamakan
‘Parite. Dia memperoleh Nobel di bidang fisika pada tahun 1933 karena
penemuannya itu.
3.
Fakta tentang garis edar tata surya
Matahari,
planet, satelit dan benda langit lainnya bergerak dalam garis edarnya
masing-masing. Alquran surat Al Anbiya ayat 33 dan surat Yaasin ayat 38
menjelaskan mengenai fakta ilmiah itu dan terbukti kebenaranya.
Banyak
ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang alam semesta dan tata surya.
Beberapa di antaranya seperti:
“Dan
Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS Al
Anbiya:33)
“Dan
matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS Yaa Siin: 38)
“Dan
telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai
ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.” (QS
Yaa Siin: 39)
“Tidaklah
mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului
siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS Yaa Siin: 40)
Pengamatan
astronomi telah membuktikan kebenaran fakta ini. Menurut ahli astronomi,
matahari bergerak sangat cepat dengan kecepatan mencapai 720 ribu km per jam ke
arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang dinamakan Solar Apex.
Selain
matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga
berjalan menempuh jarak ini. Semua bintang yang ada di alam semesta juga berada
dalam suatu gerakan serupa.
4.
Fakta tentang penciptaan manusia dalam 3 tahap
Dalam
Alquran surat Az Zumar ayat 6 dijelaskan, manusia diciptakan dalam tubuh ibunya
dalam tiga tahapan.
“Dia
menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya
dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang
ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang
mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka
bagaimana kamu dapat dipalingkan?”
Perkembangan
ilmu Biologi modern telah berhasil mengungkap petunjuk dari ayat itu.
Pertumbuhan bayi di dalam rahim melewati tiga tahap (tiga kegelapan). Alquran
menggunakan istilah ‘kegelapan’ karena memang proses penciptaan manusia dalam
perut ibu terjadi di dalam rahim yang gelap. Tahap-tahap itu, pertama, tahap
Pre-embrionik, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel kemudian menjadi
segumpalan sel yang membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan
zigot, sel-sel penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk membentuk tiga
lapisan.
Kedua,
tahap Embrionik yang berlangsung lima setengah minggu. Bayi pada tahap ini disebut
“embrio”. Organ dan sistem tubuh bayi juga mulai terbentuk.
Ketiga
tahap fetus yang dimulai sejak kehamilan bulan 8 hingga lahir. Pada tahap ini
bayi telah menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.
5. Fakta tentang jenis kelamin bayi
Hasil
penemuan ilmu genetika abad 20 menjelaskan bahwa jenis kelamin seorang bayi
ditentukan oleh air mani dari pria. Dalam air mani pria terdapat kromosom x
yang berisi sifat-sifat kewanitaan dan kromosom y berisi sifat kelaki-lakian.
Sedangkan dalam sel telur wanita hanya mengandung kromosom x yang mengandung
sifat-sifat kewanitaan. Jenis kelamin seorang bayi tergantung pada sperma yang
membuahi, apakah mengandung kromosom x atau y.
Alquran
telah menjelaskan fakta itu dalam surat An Najm ayat 45-46, “Dialah yang
menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila
dipancarkan.”
Sebelum
penemuan itu diperoleh, masyarakat menganggap bahwa penentu jenis kelamin
berasal dari wanita.
6. Fakta tentang sidik jari manusia
Setiap
manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara satu orang dengan
lainnya. Keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19. Sebelum penemuan itu,
sidik jari hanya dianggap sebagai lengkungan biasa yang tidak memiliki arti.
Alquran
surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan Allah untuk menyatukan
kembali tulang belulang orang yang telah meninggal, bahkan Allah juga mampu
menyusun kembali ujung-ujung jarinya dengan sempurna.
QS Al
Qiyamah ayat 3-4:
“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?”
“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”
“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?”
“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”
7. Fakta tentang menyusui bayi selama 2 tahun
Air
susu ibu atau ASI sangat bermanfaat bagi bayi. ASI adalah sumber makanan
terbaik bagi bayi dan mengandung zat yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
Tidak ada susu buatan manusia yang mampu menandingi kualitas ASI.
Alquran
surat Luqman ayat 14 menganjurkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu
bapaknya, ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun. Surat ini menjelaskan bahwa waktu yang terbaik
untuk memberikan ASI bagi seorang bayi adalah 2 tahun karena memberikan banyak
manfaat.
“Dan
Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang
ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
8. Fakta tentang relativitas waktu
Albert
Einstein pada awal abad 20 berhasil menemukan teori relativitas waktu. Teori
ini menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Waktu dapat
berubah sesuai dengan keadaannya. Beberapa ayat dalam Alquran juga telah
megisyaratkan adanya relativitas waktu ini, di antaranya dalam Alquran surat Al
Hajj ayat 47, surat As Sajdah ayat 5 dan Alquran surat Al Ma’aarij ayat 4.
“Dan
mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali
tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah
seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al Hajj: 47)
“Dia
mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya
dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu.” (QS As Sajdah:5)
“Malaikat-malaikat
dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh
ribu tahun.” (QS Al Ma’arij:4)
Beberapa
ayat Alquran lainnya menjelaskan, manusia terkadang merasakan waktu secara
berbeda, waktu yang singkat dapat terasa lama dan begitu juga sebaliknya.
9. Fakta tentang gunung
Gunung
tidak hanya memperindah pemandangan. Dikaji dari ilmu geologi, gunung berfungsi
sebagai penyeimbang bumi dari goncangan. Gunung muncul karena tumbukan
lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan
bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip ke bawah sedangkan
lempengan yang lemah melipat ke atas membentuk dataran tinggi dan gunung.
Alquran
menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa ayat di antaranya dalam surat Al
Anbiyaa ayat 21 dan surat An Naba’ ayat 6-7. Gunung diibaratkan sebuah paku
yang menjadikan lembaran kayu tetap saling menyatu.
“Dan
telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak)
goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan
yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS Al Anbiya:31)
“Bukankah
Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai
pasak?,” (QS An Naba’: 6-7)
10. Fakta tentang dasar lautan yang gelap
Manusia
tidak mampu menyelam di laut dengan kedalaman di bawah 40 meter tanpa peralatan
khusus. Dalam sebuah buku berjudul Oceans juga dijelaskan, pada kedalaman 200
meter hamper tidak dijumpai cahaya, sedangkan pada kedalaman 1000
meter tidak terdapat cahaya sama sekali.
Kondisi
dasar laut yang gelap baru bisa diketahui setelah penemuan teknologi canggih.
Namun Alquran telah menjelaskan keadaan dasar lautan semenjak ribuan tahun lalu
sebelum teknologi itu ditemukan. Alquran surat An Nur ayat 40 menjelaskan
mengenai fakta ilmiah ini.
“Atau
seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di
atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang
tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat
melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah
tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.” (QS An Nuur: 40).
Al-Qur’an Sebagai Dasar Ilmu Pengetahuan
Segala puji bagi Allah yang menciptakan langit dan bumi serta
isinya, yang menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya, yang mengajarkan
manusia dengan pena, dan mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya serta
dialah yang menurunkan Alqur’an sebagai pedoman hidup manusia. Semoga Shalawat
dan Salam selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada sanak
keluarga beliau, kepada para sahabat beliau dan kepada siapa saja yang
mengikuti jejak beliau hingga Hari Hisab.
Al Qur’an adalah firman
Allah yang di dalamnya terkandung banyak sekali sisi keajaiban yang membuktikan
fakta ini. Salah satunya adalah fakta bahwa sejumlah kebenaran ilmiah yang
hanya mampu kita ungkap dengan teknologi abad ke-20 ternyata telah dinyatakan
Al Qur’an sekitar 1400 tahun lalu. Tetapi, Al Qur’an tentu saja bukanlah kitab
ilmu pengetahuan. Namun, dalam sejumlah ayatnya terdapat banyak fakta ilmiah
yang dinyatakan secara sangat akurat dan benar yang baru dapat ditemukan dengan
teknologi abad ke-20. Fakta-fakta ini belum dapat diketahui di masa Al Qur’an
diwahyukan, dan ini semakin membuktikan bahwa Al Qur’an adalah firman Allah.
Alam ini ada untuk
menghadirkan Allah, Pencipta segala sesuatu. Semakin disadarinya kenyataan ini
oleh orang beriman, mereka akan semakin mengenali Allah dan bersungguh-sungguh
mematuhi semua perintah-Nya. Ketika seseorang memahami kehidupan dengan
seluk-beluknya, yang merupakan “tanda” yang dijelaskan dalam Al-Qur`an, orang
tersebut akan menghubungkan segala sesuatu dalam “kehidupan sehari-harinya”
dengan nilai-nilai Al-Qur`an. Allah SWT berfirman ;
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi
mereka bahwa Al-Qur`an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi
kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (Fushshilat: 53)
Al-Qur’an dan Penelitian Ilmiah
Penelitian dapat dilakukan dalam segala disiplin ilmu, jadi
tempat penelitian/laboratorium bukan hanya milik ilmu kedokteran yang meneliti
dan mengamati kegiatan bakteri, dan bukan juga hanya milik ilmu kimia yang
meneliti dan mengamati reaksi zat-zat yang dicampur di tabung reaksi.
Tetapi juga milik ilmu-ilmu lain, sehingga dikenal sekarang adanya laboratorium bahasa, laboratorium IPA, laboratorium politik dsb.
Tetapi juga milik ilmu-ilmu lain, sehingga dikenal sekarang adanya laboratorium bahasa, laboratorium IPA, laboratorium politik dsb.
Istilah yang
menyebutkan ‘Lain teori lain pula prakteknya’ tidak tepat lagi karena teori dan
pendapat ilmiah dari seorang ahli itu muncul setelah yang bersangkutan
melakukan penelitian, dengan demikian selalu didukung oleh kenyataan empiris.
Meskipun kadang-kadang teori itu spekulatif namun demikian teori itu dekat
dengan kenyataan.
Tujuan teori yaitu
secara umum mempersoalkan pengetahuan dan menjelaskan hubungan antara
gejala-gejala sosial dengan observasi yang dilakukan. Teori juga bertujuan
untuk meramalkan fungsi dari pada gejala-gejala sosial yang diamati itu
berdasarkan pengetahuan-pengetahuan yang secara umum telah dipersoalkan oleh
teori.
Dalam berbagai model penelitian untuk menemukan kebenaran
ilmiah, ada yang memakai hipotesa, yaitu untuk penelitian yang uji hipotesa
atau disebut juga penelitian analisis verifikatif, namun ada pula yang non
hipotesis, seperti penelitian deskriptif, yang terdiri dari deskriptif
developmental dan deskriptif eksploratif dan lain-lain.
Hipotesa harus dibuktikan, tidak dapat menjadi praduga dan persangkaan belaka.
Bila tidak dibuktikan dan diuji, sipeneliti sudah barang tentu tidak mengetahui sejauh mana kebenaran ilmiahnya.
Hal ini bersesuaian dengan apa yang di Firmankan Allah dalam Al-Qur’an sbb
Hipotesa harus dibuktikan, tidak dapat menjadi praduga dan persangkaan belaka.
Bila tidak dibuktikan dan diuji, sipeneliti sudah barang tentu tidak mengetahui sejauh mana kebenaran ilmiahnya.
Hal ini bersesuaian dengan apa yang di Firmankan Allah dalam Al-Qur’an sbb
“Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu.
Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya
persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran.” (QS. An-Najm:
28)
“…dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang
itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.”(QS Al-Jatsiyah: 24)
Kata “persangkaan” dan “Duga-duga” dalam ayat diatas berarti
hipotesa yang harus diuji dan dibuktikan kebenaran ilmiahnya.
Penelitian seperti apa yang diuraikan diatas, baik analisis verifikatip maupun deskriptif (developmental atau eksploratif) dan lain-lain, sangat diperlukan oleh setiap cendikiawan dan intelektual Muslim, sebagai
realisasi Firman Allah sbb :
“Katakanlah: “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfa’at tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”.” (QS. Yunus: 101)
Penelitian seperti apa yang diuraikan diatas, baik analisis verifikatip maupun deskriptif (developmental atau eksploratif) dan lain-lain, sangat diperlukan oleh setiap cendikiawan dan intelektual Muslim, sebagai
realisasi Firman Allah sbb :
“Katakanlah: “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfa’at tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”.” (QS. Yunus: 101)
Kata “Perhatikanlah” dapat ditafsirkan sebagai “Lakukanlah
Penelitian” karena merupakan perintah untuk para ilmuwan untuk lebih mendalami
dan melakukan penelitian dibidang disiplin ilmunya masing-masing.
Dengan demikian ayat tersebut dapat lebih jauh ditafsirkan sbb :
Lakukanlah penelitian dilaboratorium-laboratorium berbagai disiplin ilmu pengetahuan, terhadap apa yang ada dan terjadi dari alam raya sampai pada dasar bumi.
Jika tidak, maka tidak akan bermanfaat bagi manusia tanda-tanda kebesaran Allah Rabbul ‘Alamin, dan Rasul-rasulNya yang memberi peringatan, yaitu bagi orang -orang yang tidak mempergunakan akal pikirannya dan memiliki keyakinan akan kebesaran agama Islam.
Dengan demikian ayat tersebut dapat lebih jauh ditafsirkan sbb :
Lakukanlah penelitian dilaboratorium-laboratorium berbagai disiplin ilmu pengetahuan, terhadap apa yang ada dan terjadi dari alam raya sampai pada dasar bumi.
Jika tidak, maka tidak akan bermanfaat bagi manusia tanda-tanda kebesaran Allah Rabbul ‘Alamin, dan Rasul-rasulNya yang memberi peringatan, yaitu bagi orang -orang yang tidak mempergunakan akal pikirannya dan memiliki keyakinan akan kebesaran agama Islam.
Nabi Muhammad Saw sendiri juga memerintahkan agar umat Islam
melakukan penelitian dan beliau juga menyebut-nyebut tentang ilmu pengetahuan
sebagaimana diriwayatkan hadits-hadist berikut ini :
“Mencari ilmu pengetahuan itu wajib bagi setiap Muslimin dan Muslimat”
“Tuntutlah ilmu pengetahuan sejak dari buaian sampai keliang lahad.”
“Bahwasanya ilmu itu menambah mulia bagi orang yang sudah mulia dan meninggikan seorang budak sampai ketingkat raja-raja.”
“Apabila wafat seorang anak Adam, putuslah amal perbuatannya, kecuali tiga perkara, yaitu Ilmu yang membawa manfaat, sedekah Jariyah dan doa anak yang saleh.”
“Tidak wajar bagi orang yang bodoh berdiri atas kebodohannya, dan tidak wajar bagi orang yang berilmu berdiam diri atas ilmunya.”
“Yang binasa dari umatku ialah, orang berilmu yang zalim dan orang beribadah yang bodoh. Kejahatan yang paling jahat ialah kejahatan orang yang berilmu dan kebaikan yang paling baik ialah kebaikan orang yang berilmu.”
“Jadilah kamu orang yang mengajar dan belajar atau pendengar atau pencinta ilmu, dan janganlah engkau jadi orang yang kelima (tidak mengajar, tidak belajar, tidak suka mendengar pelajaran dan tidak mencintai ilmu), nanti kamu akan binasa”
“Barang siapa menghendaki dunia, maka dia harus mencapainya dengan ilmu. Barang siapa menghendaki akhirat, maka dia harus mencapainya dengan ilmu. Dan barang siapa menghendaki keduanya, maka dia harus mencapainya dengan ilmu.”
“Mencari ilmu pengetahuan itu wajib bagi setiap Muslimin dan Muslimat”
“Tuntutlah ilmu pengetahuan sejak dari buaian sampai keliang lahad.”
“Bahwasanya ilmu itu menambah mulia bagi orang yang sudah mulia dan meninggikan seorang budak sampai ketingkat raja-raja.”
“Apabila wafat seorang anak Adam, putuslah amal perbuatannya, kecuali tiga perkara, yaitu Ilmu yang membawa manfaat, sedekah Jariyah dan doa anak yang saleh.”
“Tidak wajar bagi orang yang bodoh berdiri atas kebodohannya, dan tidak wajar bagi orang yang berilmu berdiam diri atas ilmunya.”
“Yang binasa dari umatku ialah, orang berilmu yang zalim dan orang beribadah yang bodoh. Kejahatan yang paling jahat ialah kejahatan orang yang berilmu dan kebaikan yang paling baik ialah kebaikan orang yang berilmu.”
“Jadilah kamu orang yang mengajar dan belajar atau pendengar atau pencinta ilmu, dan janganlah engkau jadi orang yang kelima (tidak mengajar, tidak belajar, tidak suka mendengar pelajaran dan tidak mencintai ilmu), nanti kamu akan binasa”
“Barang siapa menghendaki dunia, maka dia harus mencapainya dengan ilmu. Barang siapa menghendaki akhirat, maka dia harus mencapainya dengan ilmu. Dan barang siapa menghendaki keduanya, maka dia harus mencapainya dengan ilmu.”
Al-Quran dan Penciptaan Manusia
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. ” (QS al-Mukminun :
12-14)
Kata alaqah dalam bahasa Arab memiliki tiga arti. Pertama,
berarti pacet atau lintah; kedua, berarti sesuatu yang tertutup; dan ketiga,
berarti segumpal darah.
Dalam perbandingan lintah air tawar dengan em¬brio pada tingkat alaqah, Profesor Moore menemukan persamaan yang besar di antara keduanya. Dia menyimpulkan bahwa embrio selama tingkatan alaqah kenampakannya mirip dengan lintah itu. Profesor Moore menempatkan gambar sisi embrio dengan sisi gambar seekor lintah. Dia memperlihatkan gambar gambar ini kepada para ilmuwan di beberapa konferensi.
Dalam perbandingan lintah air tawar dengan em¬brio pada tingkat alaqah, Profesor Moore menemukan persamaan yang besar di antara keduanya. Dia menyimpulkan bahwa embrio selama tingkatan alaqah kenampakannya mirip dengan lintah itu. Profesor Moore menempatkan gambar sisi embrio dengan sisi gambar seekor lintah. Dia memperlihatkan gambar gambar ini kepada para ilmuwan di beberapa konferensi.
Arti kedua dari kata
alaqah adalah sesuatu yang tergantung. Hal ini dapat kita lihat dalam
penggabungan embrio dengan uterus dalam rahim ibu selarna masa alaqah. Arti
ketiga kata alaqah adalah segumpal darah. Hal ini berarti, sebagaimana yang
diungkapkan Profesor Moore, bahwa embrio selama fase alaqah melalui kejadian di
dalam, seperti formasi darah di dalam pembuluh darah tertutup, sampai putaran
metabolisme yang dilengkapi dengan plasenta. Selama fase alaqah, darah ditarik
di dalam pembuluh darah tertutup dan itulah mengapa embrio tampak seperti
segumpal darah, tampak juga seperti lintah. Kedua deskripsi itu dijelaskan
secara menakjubkan dengan kata alaqah di dalam al-Quran.
Profesor Moore juga mempelajari embrio saat fase mudghah
(gumpalan seperti zat/ substansi). Dia mengambil lempengan tanah liat yang
kasar dan mengunyahnya ke dalam mulut. Kemudian membandingkan lempengan itu
dengan sebuah gambar embrio saat fase mudghah. Profesor Moore me¬nyimpullkan
bahwa embrio saat fase mudghah tampak jelas seperti gumpalan zat. Beberapa
majalah di Kanada menerbitkan beberapa pernyataan Profesor Moore. Lagi pula,
dia menjelaskan dalam tiga acara TV di mana dia menyoroti kesesuaian ilmu
pengetahuan modern dengan apa yang tersebut di dalam al-Quran selama 1400
tahun. Akibatnya, Profesor Moore ditanya dengan pertanyaan seperti berikut:
“Apakah hal ini berarti kamu percaya bahwa al-Quran itu firman Allah?” Kemudian
beliau menjawab: “Saya tidak menemukan kesulitan dalam penemuan hal ini.”
Profesor Moore juga ditanya: “Bagaimana Anda percaya dengan Nabi Muhammad SAW
jika Anda masih percaya dengan Yesus Kristus?” Dia menjawab: “Saya percaya
keduanya, karena keduanya dari sekolah yang sama.”
Dengan demikian, semua ilmuwan modern yang ada di dunia sekarang ini datang untuk mengetahui bahwa al-Quran itu adalah pengetahuan yang diturunkan dari Allah.
Dengan demikian, semua ilmuwan modern yang ada di dunia sekarang ini datang untuk mengetahui bahwa al-Quran itu adalah pengetahuan yang diturunkan dari Allah.
Al-Qur’an dengan ilmu-ilmu Eksakta
Dalam pidato pengukuhan gelar Guru Besar mata pelajaran ilmu kesehatan dan anak pada fakultas Kedokteran Universitas Airlangga di Surabaya, Prof. dr. Haroen Noerasid menyampaikan bahwa dalam keadaan diare sekalipun seorang bayi tetap boleh minum air susu ibu (ASI). Karena air susu ibu merupakan susu alamiah yang paling baik terutama untuk bayi yang baru lahir, lebih-lebih bila bayi tersebut prematur.
Dalam pidato pengukuhan gelar Guru Besar mata pelajaran ilmu kesehatan dan anak pada fakultas Kedokteran Universitas Airlangga di Surabaya, Prof. dr. Haroen Noerasid menyampaikan bahwa dalam keadaan diare sekalipun seorang bayi tetap boleh minum air susu ibu (ASI). Karena air susu ibu merupakan susu alamiah yang paling baik terutama untuk bayi yang baru lahir, lebih-lebih bila bayi tersebut prematur.
Dengan menyusu pada ibunya, bayi yang baru lahir mendapat air
susu ibu yang mengandung colostrum, yang mengakibatkan bayi tersebut jarang
terserang infeksi, terutama infeksi pada usus.
Pengamatan membuktikan bahwa air susu ibu yang diterima bayi akan melindungi bayi tersebut dari infeksi usus dan anggota badan lainnya. Selanjutnya dr. Haroen Noerasid yang mengepalai Laboratorium/UPF Ilmu Kesehatan anak dan kepala seksi gastroenterologi anak RSUD dr. Soetomo Surabaya tersebut menjelaskan bahwa air susu ibu tidak perlu diragukan baik harganya maupun faedahnya.
Pengamatan membuktikan bahwa air susu ibu yang diterima bayi akan melindungi bayi tersebut dari infeksi usus dan anggota badan lainnya. Selanjutnya dr. Haroen Noerasid yang mengepalai Laboratorium/UPF Ilmu Kesehatan anak dan kepala seksi gastroenterologi anak RSUD dr. Soetomo Surabaya tersebut menjelaskan bahwa air susu ibu tidak perlu diragukan baik harganya maupun faedahnya.
Air susu ibu adalah susu yang paling gampang diperoleh, kapan
saja dan dimana saja. Lebih instant dari susu yang manapun juga serta dapat
diberikan secara hangat dengan suhu yang optimal dan bebas kontaminasi.
Statistik menunjukkan bahwa morbiditas (angka keadaan sakit pada suatu tempat) karena infeksi pada saluran pernafasan dan pencernaan bayi yang diberi susu ibu, lebih jarang dan sedikit terjadi dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula, oleh karena sering tercemar atau tidak memenuhi kebutuhan.
Statistik menunjukkan bahwa morbiditas (angka keadaan sakit pada suatu tempat) karena infeksi pada saluran pernafasan dan pencernaan bayi yang diberi susu ibu, lebih jarang dan sedikit terjadi dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula, oleh karena sering tercemar atau tidak memenuhi kebutuhan.
Di Philipina, sejak digalakkannya promosi air susu ibu, yang
dilaporkan CLAVANO pada tahun 1981 dengan rawat gawat dan larangan kampanye
susu formula, dirumah -rumah sakit dijumpai penurunan yang dramatis kejadian
infeksi (terutama diare) dari 15% menjadi 1.5%.
Dari segi lain, pemberian air susu ibu juga menguntungkan bagi ibu-ibu, oleh karena berfungsi untuk merenggangkan kelahiran anak. (Prof. Dr. Haroen Noerasid. Penanggulangan Diare pada anak dalam rangka pelaksanaan sistem kesehatan nasional, Unair Surabaya 1986 hal. 11 s/d 12).
Dari segi lain, pemberian air susu ibu juga menguntungkan bagi ibu-ibu, oleh karena berfungsi untuk merenggangkan kelahiran anak. (Prof. Dr. Haroen Noerasid. Penanggulangan Diare pada anak dalam rangka pelaksanaan sistem kesehatan nasional, Unair Surabaya 1986 hal. 11 s/d 12).
Segala apa yang diuraikan oleh dr. Haroen tersebut diatas
bersesuaian dengan pernyataan Al-Qur’an yang telah diturunkan empat belas abad
yang lalu. Kendati Nabi Muhammad Saw tidak pernah kuliah pada satu fakultas
kedokteranpun atau melakukan penelitian di laboratorium kesehatan, bahkan
sebagaimana diketahui beliau dikenal sebagai seorang yang ummi sama sekali.
Selain dari itu, Al-Qur’an juga menentukan lamanya seorang bayi menyusu dengan air susu ibu, dan kemungkinan bagi bayi untuk disusukan kepada ibu-ibu lain sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut :
Selain dari itu, Al-Qur’an juga menentukan lamanya seorang bayi menyusu dengan air susu ibu, dan kemungkinan bagi bayi untuk disusukan kepada ibu-ibu lain sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut :
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang
tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan
waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua
tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.(
QS. Al-Baqarah: 233)
Agama Islam memberikan penghormatan besar kepada para ibu-ibu
susuan ini, bahkan bila telah sama-sama dewasa, anak kandung dari ibu yang
pernah menyusukan seseorang, maka tidak boleh menikah dengan sianak yang pernah
disusukan tersebut.
Sejarah Islam mencatat bagaimana Nabi Muhammad Saw menghargai saudara-saudaranya sesusuan, dan menganggap mereka sebagai saudara kandung (Hamzah, Singa Gurun Pasir adalah salah satunya).
Hubungan Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan ini yang menjadikan salah satu bukti bahwa Al-Qur’an bukan berasal dari karangan Nabi Muhammad Saw tetapi berasal dari Allah Swt, Tuhan semesta alam sebagai sumber segala ilmu. Lebih jauh hak tersebut memperbanyak pemikir Islam semakin yakin dan semakin mempertebal keimanan dan keislaman.
Ayat-ayat lain selain ayat 233 Surah Al-Baqarah tersebut tentang ASI dan penyapihan adalah sbb :
Sejarah Islam mencatat bagaimana Nabi Muhammad Saw menghargai saudara-saudaranya sesusuan, dan menganggap mereka sebagai saudara kandung (Hamzah, Singa Gurun Pasir adalah salah satunya).
Hubungan Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan ini yang menjadikan salah satu bukti bahwa Al-Qur’an bukan berasal dari karangan Nabi Muhammad Saw tetapi berasal dari Allah Swt, Tuhan semesta alam sebagai sumber segala ilmu. Lebih jauh hak tersebut memperbanyak pemikir Islam semakin yakin dan semakin mempertebal keimanan dan keislaman.
Ayat-ayat lain selain ayat 233 Surah Al-Baqarah tersebut tentang ASI dan penyapihan adalah sbb :
Kami perintahkan kepada
manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya
dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya
sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa
dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku
untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada
ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang Engkau ridai;
berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri”.”
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman: 14)
Nabi Muhammad Saw didalam menjalankan misi kenabiannya, telah diberi oleh Allah beberapa mukjizat. Sebab mukjizat itu perlu dimiliki oleh setiap nabi untuk menunjukkan kekuasaan Allah kepada orang-orang kafir yang menentangnya.
Nabi Muhammad Saw didalam menjalankan misi kenabiannya, telah diberi oleh Allah beberapa mukjizat. Sebab mukjizat itu perlu dimiliki oleh setiap nabi untuk menunjukkan kekuasaan Allah kepada orang-orang kafir yang menentangnya.
Ketetapan Alqur’an terhadap Alam Semesta
Alam berarti Dunia fisik, artinya manusia berhubungan dengan
alam melalui indera.
Dalam alqur’an terdapat lebih dari 750 ayat yang menunjuk kepada fenomena alam. Hampir seluruh ayat ini memerintahkan manusia untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan penciptaan alam dan merenungkan isinya. Dalam Alqur’an, fenomena alam merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah swt. Dan setidak ada dua pandangan terhadap alam semesta, yaitu:
Dalam alqur’an terdapat lebih dari 750 ayat yang menunjuk kepada fenomena alam. Hampir seluruh ayat ini memerintahkan manusia untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan penciptaan alam dan merenungkan isinya. Dalam Alqur’an, fenomena alam merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah swt. Dan setidak ada dua pandangan terhadap alam semesta, yaitu:
a. Pandangan Klasik
Abu Raihan Al-Bairuni, Ilmuan Muslim yang hidup pada abad ke X
dia mengatakan bahwa Fenomena grafitasi dibumi sama dengan yang ada dilangit.
Pada dasarnya pandangan ini menyatakan bahwa langit yang begitu luas dengan
bintang yang katanya menempel padanya dinyatakan berputar mengelilingi bumi
sebagai pusat.
b. Pandangan Modern
Alam semesta yang dalam
Alqur’an disebut langit dan bumi serta semua yang ada didalamnya sebagai
lingkungan hidup manusia sebenarnya mempunyai susunan lapis “ samawaat” atau
kosmofera adalah lingkungan terluar yang melindungi bumi al-ardh atau geofera.
c. Pandangan Alqur’an
Konsep fisika tentang
penciptaan alam semesta dalam Alqur’an dapat dilihat pada ayat 30 surat Al
anbiya; yang artinya:
Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan
bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian kami pisahkan antara keduanya; dan kami
jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak
beriman?
Tanpa pretense bahwa ayat tersebut sebagai justifikasi terhadap penemuan para ilmuan fisika tentang alam semesta, Alqur’an telah diturunkan 14 abad yang lalu dan ternyata para ilmuan baru menemukan kebenaran konsepnya pada abad ini. Hal ini bukan berarti Alqur’an hanya dapat dipahami oleh orang-orang pada waktu tertentu saja, melainkan keterbatasan kemampuan manusia untuk menafsirkan ayat-ayat Allah swt yang membedakan pandangan terhadap alam ini.
Tanpa pretense bahwa ayat tersebut sebagai justifikasi terhadap penemuan para ilmuan fisika tentang alam semesta, Alqur’an telah diturunkan 14 abad yang lalu dan ternyata para ilmuan baru menemukan kebenaran konsepnya pada abad ini. Hal ini bukan berarti Alqur’an hanya dapat dipahami oleh orang-orang pada waktu tertentu saja, melainkan keterbatasan kemampuan manusia untuk menafsirkan ayat-ayat Allah swt yang membedakan pandangan terhadap alam ini.
Ketetapan Alqur’an tentang Geologi, Bumi dan Gunung
Geologi
Abdullah M. al-Rehaili berkata :
Profesor Palmer, salah satu ahli geologi terkemuka di Amerika Serikat. Dia mengepalai sebuah panitia yang mengatur ulang tahun perkumpulan atau Perhimpunan Ahli Geologi Amerika. Ketika kami bertemu dengannya, kami menunjukkan keajaiban ilmiah beberapa ayat al-Quran dan Hadis Nabi, di mana dia sangat heran dan kaget. Saya ingat sebuah anekdot yang menyenangkan. Ketika menunjukkannya bahwa al-Quran menyebutkan bagian terdekat dan dinyatakan di dekat Yerusalem, di mana peperangan yang terjadi di antara Persia dan Romawi. Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia berfman:
Profesor Palmer, salah satu ahli geologi terkemuka di Amerika Serikat. Dia mengepalai sebuah panitia yang mengatur ulang tahun perkumpulan atau Perhimpunan Ahli Geologi Amerika. Ketika kami bertemu dengannya, kami menunjukkan keajaiban ilmiah beberapa ayat al-Quran dan Hadis Nabi, di mana dia sangat heran dan kaget. Saya ingat sebuah anekdot yang menyenangkan. Ketika menunjukkannya bahwa al-Quran menyebutkan bagian terdekat dan dinyatakan di dekat Yerusalem, di mana peperangan yang terjadi di antara Persia dan Romawi. Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia berfman:
“Alif Laam Miim, telah
dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan
itu akan menang. ” (QS ar Ruum: 1-3)
Kata “adna” bisa
berarti yang terdekat atau terendah. Penafsir al-Quran, yang kemungkinan Allah
senang dengan mereka yang disebutkan “adnal ardhi”‘ yang berarti daerah
terdekat dengan Jazirah Arab. Akan tetapi arti kedua itu juga menyebutkan di
sana. Dengan cara inilah al-Quran memberikan satu kata yang memiliki banyak
arti, sebagaimana yang digambarkan Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya:
“Saya telah diberi banyak kata yang meliputi banyak hal. ” (HR
Bukhari-Muslim)
Ketika kami menanyakan
bagian bumi yang rendah, kami mendapatkan bahwa hal ini memiliki tempat yang
sama persis sebagai saksi peperangan yang mana Ro¬mawi terkalahkan. Ketika kami
memberitahu Profesor Palmer tentang hal ini, dia menandingi sebelum berkata
bahwa ada beberapa daerah lain yang lebih rendah daripada yang disebutkan dalam
ayat al-Quran. Dia memberi contoh nama daerah lain itu di Eropa dan Amerika.
Kami meyakinkannya bahwa informasi kami itu teruji dan tepat. Kami
menunjukkannya globe topografi yang menunjukkan bagian yang tinggi dan rendah.
Dia mengatakan bahwa hal ini akan mudah dengan globe untuk memastikan tempat
terendah di bumi. Dia memutar tangan globe dengan tangannya dan memusatkan
tanda pada daerah dekat Yerusalem. Untuk kebenarannya, ada tanda panah kecil
yang menonjol menghadap ke arah area itu dengan kata-kata: “Daerah yang
terdekat yang menghadap ke bumi.”
Profesor Palmer dengan
cepat mengakui bahwa informasi kami memang tepat. Dia meneruskan pembicaraan
bahwa negeri ini memang yang terdekat dengan bumi. Profesor Palmer berkata:
“Hal ini terjadi di daerah Laut Mati yang ada di atasnya sini dan cukup menarik
dengan diberi nama di atas globe: “Negeri yang terdekat di dunia. ” Sehingga hal
ini didukung oleh tafsiran kata-kata yang kritis. “
Profesor Palmer lebih
heran lagi ketika menemukan al-Quran berbicara tentang zaman dulu dan
menggambarkan bagaimana awal mula penciptaan, bagaimana bumi dan langit
diciptakan, bagaimana air memancar terus dari tempat terdalam di bumi,
bagaimana gunung ditegakkan di atas daratan, bagaimana tumbuh-tumbuhan dimulai,
bagaimana bumi sekarang, menggambarkan gunung-gunung fenomena alam, serta
perubahan yang ada di permukaan bumi sebagai saksi di Jazirah Arab. Hal ini
bahkan digambarkan masa depan daratan Arab dan masa depan daratan seluruh bumi
ini. Dengan hal ini, Profesor Palmer mengakui bahwa al-Quran adalah kitab yang
menakjubkan yang menggambarkan masa lalu, sekarang, dan masa depan.
Seperti ilmuwan lain, Profesor Palmer pada mulanya ragu-ragu,
tetapi tidak lama kemudian dia datang dengan pendapatnya. Di Kaim, dia
mempresentasikan hasil penelitiannya yang berhubungan dengan aspek yang tidak
dapat ditiru dari ilmu pengetahuan tentang geologi yang terdapat di dalam
al-Quran. Dia mengatakan bahwa dia tidak mengetahui bahwa seni pernyataan dalam
bidang keilmuan selama zaman Nabi Muhammad SAW. Namun, dari apa yang kita
ketahui tentang pengetahuan dan peralatan yang hanya sedikit pada saat itu,
niscaya kita dapat menyimpulkan bahwa al¬Quran adalah cahaya yang hebat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW Di sini Profesor Palmer menyimpulkan dengan
kata-katanya sebagai berikut:
“Kami membutuhkan penelitian sejarah sebelum pertengahan timur tradisi lisan untuk mengetahui apakah kenyataan itu berhubungan dengan peristiwa sejarah yang telah dilaporkan. Jika tidak ada catatan, hal ini diperkuat dengan kepercayaan bahwa Allah menurunkannya melalui Nabi Muhammad SAW dengan sedikit pengetahuannya dan kita hanya menemukan untuk diri kita pada akhir-akhir ini. Kita melihat kelanjutan dialog dengan topik ilmu pengetahuan menurut al-Quran dalam konteks geologi. Terima kasih banyak. “
Sebagaimana Anda lihat, inilah salah satu tokoh besar dalam bidang geologi di dunia sekarang ini, yang datang dari Amerika Serikat, dia masih mernbutuhkan seseorang untuk menunjukkan kebenaran kepadanya. Orang Barat dan orang Timur yang tinggal di tengah¬tengah peperangan antara agama dan ilmu pengeta¬huan. Akan tetapi, peperangan ini tidak dapat dielakkan sebab semua pesan itu sebelumnya telah berubah. Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi Muhammad SAW dengan Islam yang menawarkan kebenaran yang telah dirusak.
“Kami membutuhkan penelitian sejarah sebelum pertengahan timur tradisi lisan untuk mengetahui apakah kenyataan itu berhubungan dengan peristiwa sejarah yang telah dilaporkan. Jika tidak ada catatan, hal ini diperkuat dengan kepercayaan bahwa Allah menurunkannya melalui Nabi Muhammad SAW dengan sedikit pengetahuannya dan kita hanya menemukan untuk diri kita pada akhir-akhir ini. Kita melihat kelanjutan dialog dengan topik ilmu pengetahuan menurut al-Quran dalam konteks geologi. Terima kasih banyak. “
Sebagaimana Anda lihat, inilah salah satu tokoh besar dalam bidang geologi di dunia sekarang ini, yang datang dari Amerika Serikat, dia masih mernbutuhkan seseorang untuk menunjukkan kebenaran kepadanya. Orang Barat dan orang Timur yang tinggal di tengah¬tengah peperangan antara agama dan ilmu pengeta¬huan. Akan tetapi, peperangan ini tidak dapat dielakkan sebab semua pesan itu sebelumnya telah berubah. Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi Muhammad SAW dengan Islam yang menawarkan kebenaran yang telah dirusak.
Seseorang mungkin bertanya: Bagaimana orang¬orang ini menerima
apa yang kita katakan kepada me¬reka ketika kita secara jasmaniah orang-orang
bawahan dan kita tidak mengikuti agama kita dengan taat? Jawaban saya untuk
mereka adalah pengetahuan yang menambah keinsafan dari seseorang yang
memperolehnya. Pengetahuan orang-orang itu peduli hanya untuk melihat
kenyataan, tidak hanya pada gambar. Kekayaan Islam sekarang ini tepat dengan
ilmu pengetahuan ini dan kemajuan ilmiah. Ilmu pengetahuan modern dapat tetap
menundukkan kepalanya dalam penghormatan kepada kitab Allah dan Sunnah Nabi
Muhammad SAW.
Sifat dasar dari masa purba, al-Fitrah, yang mana Allah menciptakan manusia, tidak mencapai ketenangan kecuali dengan cara Islam. Orang itulah yang tidak memiliki iman yang terus-menerus yang dipenuhi rasa gelisah dan bingung. Terlebih lagi suasana kebebasan di Barat membantu ilmuwan Barat untuk mengekspresikan apa yang mereka percayai tanpa takut maupun malu. Kami mendengar mereka dalam beberapa tahap pengakuan dan penegasan keajaiban saat ini, al-Quran yang mengingatkan kehidupan sampai akhir zaman.
Sifat dasar dari masa purba, al-Fitrah, yang mana Allah menciptakan manusia, tidak mencapai ketenangan kecuali dengan cara Islam. Orang itulah yang tidak memiliki iman yang terus-menerus yang dipenuhi rasa gelisah dan bingung. Terlebih lagi suasana kebebasan di Barat membantu ilmuwan Barat untuk mengekspresikan apa yang mereka percayai tanpa takut maupun malu. Kami mendengar mereka dalam beberapa tahap pengakuan dan penegasan keajaiban saat ini, al-Quran yang mengingatkan kehidupan sampai akhir zaman.
Bumi
Berbicara mengenai bumi, maka sama seperti pokok-pokok yang
dibicarakan mengenai penciptaan benda-benda lainnya, ayat yang mengenai bumi
ini adalah tersebar diseluruh Qur’an. Untuk mengelompokkannya tidaklah mudah.
Untuk terangnya pembahasan ini, pertama kita dapat memisahkan ayat-ayat yang biasanya membicarakan bermacam-macam persoalan akan tetapi ayat-ayat tersebut mempunyai ciri umum, yaitu mengajak manusia untuk memikirkan nikmat-nikmat Allah dengan memakai contoh-contoh.
Ada lagi kelompok ayat-ayat yang dapat dipisahkan, yaitu ayat-ayat yang membicarakan soal-soal khusus seperti :
Siklus (peredaran) air dan lautan
* Dataran Bumi
* Atmosfir bumi .
Ayat-ayat yang mengajak manusia untuk memikirkan nikmat-nikmat Tuhan kepada ciptaan-Nya, mengandung disana sini pernyataan-pernyataan yang baik sekali untuk dihadapkan dengan Sains Modern.
Dari segi pandangan ini ayat-ayat tersebut malah lebih penting karena tidak menyebutkan kepercayaan-kepercayaan yang bermacam-macam mengenai fenomena alamiah, yaitu kepercayaan yang digemari oleh manusia pada jaman turunnya wahyu yang sekarang ini terbukti salah oleh Ilmu Pengetahuan dan Tekonologi.
Dilain pihak ayat-ayat itu menyajikan pemikiran-pemikiran umum yang dapat dimanfaatkan masyarakat luas yang terpelajar disegala tempat dan disegala waktu. Hal ini salah satu hal yang menunjukkan bahwa Qur’an itu adalah dasar Ilmu sepanjang zaman.
Untuk terangnya pembahasan ini, pertama kita dapat memisahkan ayat-ayat yang biasanya membicarakan bermacam-macam persoalan akan tetapi ayat-ayat tersebut mempunyai ciri umum, yaitu mengajak manusia untuk memikirkan nikmat-nikmat Allah dengan memakai contoh-contoh.
Ada lagi kelompok ayat-ayat yang dapat dipisahkan, yaitu ayat-ayat yang membicarakan soal-soal khusus seperti :
Siklus (peredaran) air dan lautan
* Dataran Bumi
* Atmosfir bumi .
Ayat-ayat yang mengajak manusia untuk memikirkan nikmat-nikmat Tuhan kepada ciptaan-Nya, mengandung disana sini pernyataan-pernyataan yang baik sekali untuk dihadapkan dengan Sains Modern.
Dari segi pandangan ini ayat-ayat tersebut malah lebih penting karena tidak menyebutkan kepercayaan-kepercayaan yang bermacam-macam mengenai fenomena alamiah, yaitu kepercayaan yang digemari oleh manusia pada jaman turunnya wahyu yang sekarang ini terbukti salah oleh Ilmu Pengetahuan dan Tekonologi.
Dilain pihak ayat-ayat itu menyajikan pemikiran-pemikiran umum yang dapat dimanfaatkan masyarakat luas yang terpelajar disegala tempat dan disegala waktu. Hal ini salah satu hal yang menunjukkan bahwa Qur’an itu adalah dasar Ilmu sepanjang zaman.
Sebagaimana firman Allah swt
“Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia menghasilkan
dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah
kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS.
Al-Baqarah: 22)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air
itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah)
bagi kaum yang memikirkan. (QSAl-Baqarah: 164)
“Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan
gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua
buah-buahan berpasang -pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan.” (Q.S. Ar-Ra’d : 3)
“Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang
telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air
hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari
tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. Makanlah dan gembalakanlah
binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.”(QS. Taha: 53-54)
Disini terdapat isyarat kepada stabilitas umum dari pada muka
bumi. Kita sudah dapat mengetahui bahwa pada periode-periode permulaan dari
pada bumi, maka bumi sebelum dingin tidak stabil.
Stabilitas muka bumi tidak mutlak, karena terdapat zone (daerah) dimana gempa bumi sering terjadi. Adapun pemisah antara dua lautan, hal ini merupakan gambaran (image) tentang tidak tercampurnya air sungai dan air laut pada muara -muara yang besar.
(Maha Suci Allah, jauh sebelum manusia sadar bahwa diantara dua lautan itu ada suatu pemisah, Nabi Muhammad Saw yang bahkan tidak pernah berlayar sama sekali berkat petunjuk Allah, dapat menjabarkan sedemikian baiknya mengenai masalah ini).
Stabilitas muka bumi tidak mutlak, karena terdapat zone (daerah) dimana gempa bumi sering terjadi. Adapun pemisah antara dua lautan, hal ini merupakan gambaran (image) tentang tidak tercampurnya air sungai dan air laut pada muara -muara yang besar.
(Maha Suci Allah, jauh sebelum manusia sadar bahwa diantara dua lautan itu ada suatu pemisah, Nabi Muhammad Saw yang bahkan tidak pernah berlayar sama sekali berkat petunjuk Allah, dapat menjabarkan sedemikian baiknya mengenai masalah ini).
Gunung
Al Qur’an mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologis
penting dari gunung.
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. (Q.S Al-Anbiya’: 31)
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. (Q.S Al-Anbiya’: 31)
Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa
gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi. Kenyataan ini tidaklah
diketahui oleh siapapun di masa ketika Al Qur’an diturunkan. Nyatanya, hal ini
baru saja terungkap sebagai hasil penemuan geologi modern.
Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.
Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut:
Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma.
Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai “pasak”:
Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.
Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut:
Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma.
Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai “pasak”:
firman Allah SWT
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan
gunung-gunung sebagai pasak?” (Q.S.An-Naba: 6-7)
Maksudnya adalah dia menjadikan pada bumi pasak-pasak untuk
menstabilkan dan mengokohkannya serta memantapkannya sehingga bumi menjadi
tenang dan tidak mengguncangkan orang-orang dan makhluk yang ada diatasnya.
Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah.
Ada lagi ayat yang menjelaskan hal serupa :
Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah.
Ada lagi ayat yang menjelaskan hal serupa :
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian
bertemu , diantara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.”
(QS. Ar-Rahman: 19-20)
Muhammad tidak pernah sekolah, meskipun dia orang jenius tetapi apabila tidak pernah mengadakan penelitian atau pengamatan, dia pasti mengetahui apa-apa, kecuali mendapat petunjuk dari Allah Swt.
Air laut (Asin) bertemu dengan air tawar, namun keduanya tidak bisa bercampur aduk menjadi satu macam air.
Kebenaran ayat ini terbukti dengan menggunakan ilmu pengetahuan modern.
Bisakah Muhammad mengetahui hal tersebut tanpa petunjuk dari Allah yang Maha Menciptakan ?
Mari kita teruskan pembahasan ilmiah kita terhadap ayat-ayat Qur’an ini…
Muhammad tidak pernah sekolah, meskipun dia orang jenius tetapi apabila tidak pernah mengadakan penelitian atau pengamatan, dia pasti mengetahui apa-apa, kecuali mendapat petunjuk dari Allah Swt.
Air laut (Asin) bertemu dengan air tawar, namun keduanya tidak bisa bercampur aduk menjadi satu macam air.
Kebenaran ayat ini terbukti dengan menggunakan ilmu pengetahuan modern.
Bisakah Muhammad mengetahui hal tersebut tanpa petunjuk dari Allah yang Maha Menciptakan ?
Mari kita teruskan pembahasan ilmiah kita terhadap ayat-ayat Qur’an ini…
“Dialah yang menjadikan
bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah
sebagian dari rezkinya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan.” (QSAl-Mulk:15)
“Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan
daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan
gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan
untuk binatang-binatang ternakmu.” (QS. An-Nazi’at: 30-33)
Dalam beberapa ayat diatas, pentingnya air serta akibat praktis dari adanya air terhadap tanah dan kesuburan tanah, digaris bawahi. Dalam negeri-negeri bersahara, air adalah unsur nomor satu yang mempengaruhi kehidupan manusia. Tetapi disebutkannya hal ini dalam Qur’an melampau keadaan geografis yang khusus. Keadaan planet yang kaya akan air, keadaan yang unik dalam sistem matahari seperti yang dibuktikan oleh Sains Modern, disini ditonjolkan. Tanpa air, bumi akan menjadi planet mati seperti bulan. Al-Qur’an memberi kepada air tempat yang pertama dalam menyebutkan fenomena alamiah daripada bumi. Siklus air telah mendapatkan gambaran yang sangat tepat didalam kitab suci ini.
Dalam beberapa ayat diatas, pentingnya air serta akibat praktis dari adanya air terhadap tanah dan kesuburan tanah, digaris bawahi. Dalam negeri-negeri bersahara, air adalah unsur nomor satu yang mempengaruhi kehidupan manusia. Tetapi disebutkannya hal ini dalam Qur’an melampau keadaan geografis yang khusus. Keadaan planet yang kaya akan air, keadaan yang unik dalam sistem matahari seperti yang dibuktikan oleh Sains Modern, disini ditonjolkan. Tanpa air, bumi akan menjadi planet mati seperti bulan. Al-Qur’an memberi kepada air tempat yang pertama dalam menyebutkan fenomena alamiah daripada bumi. Siklus air telah mendapatkan gambaran yang sangat tepat didalam kitab suci ini.
Ketetapan Al-Qur’an Tentang Hujan
Fakta lain yang diberikan dalam Al Qur’an mengenai hujan adalah
bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam
Surat Az Zukhruf sebagai berikut; “Dan Yang menurunkan
air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air
itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).”
(Al Qur’an, Az-Zukhruf: 11)
Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui
penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air
menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 trilyun ton air per tahun. Angka
ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun. Hal
ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut
“ukuran atau kadar” tertentu. Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini.
Bahkan sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini,
mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini.
Bahkan satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan dalam Al Qur’an.
Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan hujan.. Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, “bahan baku” hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat.
Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,
Kini, mari kita amati tiga tahap yang disebutkan dalam ayat ini.
Bahkan satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan dalam Al Qur’an.
Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan hujan.. Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, “bahan baku” hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat.
Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,
Kini, mari kita amati tiga tahap yang disebutkan dalam ayat ini.
TAHAP KE-1: “Dialah Allah Yang mengirimkan angin…”
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut “perangkap air”.
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut “perangkap air”.
TAHAP KE-2: “…lalu
angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal…” Awan-awan terbentuk dari
uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel
debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter
antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di
langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
TAHAP KE-3: “…lalu kamu lihat air hujan keluar dari
celah-celahnya…”
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
KESIMPULAN
Hakikat ilmu pengetahuan dalam Alqur’an adalah rangkaian aktivitas manusia dengan prosedur ilmiah baik melalui pengamatan, penalaran maupun intuisi sehingga menghasilkan pengetahuan yang sistematis mengenai alam seisinya serta mengandung nilai-nilai logika, estetika, hikmah, rahmah dan petunjuk bagi kehidupan manusia baik didunia maupun dikemudian hari. Alqur’an banyak mengandung nilai-nilai empirik serta isyarat yang diberikan kepada manusia untuk mempelajari, memahami dan mengembangkan ilmu pengetahuan baik melalui ayat-ayat yang tertulis yaitu Alqur’an maupun ayat-ayat yang terbentang luas di alam semesta beserta isinya.
Dan sudah saatnya para ilmuan menyadari sepenuhnya bahwa betapapun hebatnya manusia sehingga dapat menguasai alam ini, pada hakekatnya tetap adalah makhluk yang lemah yang penuh dengan keterbatasan, untuk itu dengan kemajuan yang diperoleh hendaknya tidak untuk menyombongkan diri serta menjauhi sang maha pencipta seluruh alam.
Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah, dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Naml: 93)
Masyarakat zaman sekarang memperlakukan Al Quran berbeda sama sekali dengan tujuan penurunan Al Quran sebenarnya. Di dunia Islam secara umum, sedikit sekali orang yang mengetahui isi Al Quran.
Sebagian di antara mereka sering menyampul Al Quran dengan bagus dan menggantungnya pada dinding rumah, dan orang-orang tua membacanya sekali-sekali. Mereka beranggapan bahwa Al Quran melindungi pembacanya dari “kemalangan dan kesengsaraan”. Menurut kepercayaan ini, Al Quran dianggap semacam jimat penangkal bala.
Padahal, ayat-ayat Al Quran menyatakan bahwa tujuan Al Quran diwahyukan sama sekali berbeda dengan yang tersebut di atas. Misalnya, dalam surat Ibrahim ayat ke-52, Allah menyatakan, “(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah AIlah Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.” Dalam banyak ayat lain, Allah menegaskan bahwa salah satu tujuan utama diturunkannya Al Quran adalah untuk mengajak manusia bertafakur.
Al Quran memberikan petunjuk kepada manusia dalam masalah ini. Dalam Al Quran, Allah memberitahukan apa yang hendaknya kita renungkan dan kita amati. Dengan cara perenungan yang diajarkan dalam Al Quran, seseorang yang beriman kepada Allah akan dapat lebih baik merasakan kesempurnaan, hikmah abadi, ilmu, dan kekuasaan Allah dalam ciptaan-Nya. Jika seorang beriman mulai berpikir sesuai dengan cara-cara yang diajarkan dalam Al Quran, ia pun segera menyadari bahwa seluruh alam semesta adalah sebuah tanda karya seni dan kekuasaan Allah, dan bahwa “alam semesta adalah karya seni, dan bukan pencipta karya seni itu sendiri.” Setiap karya seni memperlihatkan keahlian pembuatnya yang khas dan unik, serta menyampaikan pesan-pesannya.
Dalam Al Quran, manusia diseru untuk merenungi berbagai kejadian dan benda alam, yang dengan jelas memberikan kesaksian akan keberadaan dan keesaan Allah beserta sifat-sifat-Nya. Dalam Al Quran, segala sesuatu yang memberikan kesaksian ini disebut “tanda-tanda”, yang berarti “bukti yang teruji kebenarannya, pengetahuan mutlak, dan pernyataan kebenaran.” Jadi, tanda-tanda kebesaran Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta ini yang memperlihatkan dan menyampaikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Orang-orang yang dapat mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa seluruh jagat raya tersusun hanya dari tanda-tanda kebesaran Allah.
Sungguh, adalah kewajiban bagi manusia untuk dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah…. Dengan demikian, orang tersebut akan mengenal Sang Pencipta yang menciptakan dirinya dan segala sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat kepada-Nya, menemukan makna keberadaan dan hidupnya, dan menjadi orang yang beruntung dunia dan akhirat.
Hakikat ilmu pengetahuan dalam Alqur’an adalah rangkaian aktivitas manusia dengan prosedur ilmiah baik melalui pengamatan, penalaran maupun intuisi sehingga menghasilkan pengetahuan yang sistematis mengenai alam seisinya serta mengandung nilai-nilai logika, estetika, hikmah, rahmah dan petunjuk bagi kehidupan manusia baik didunia maupun dikemudian hari. Alqur’an banyak mengandung nilai-nilai empirik serta isyarat yang diberikan kepada manusia untuk mempelajari, memahami dan mengembangkan ilmu pengetahuan baik melalui ayat-ayat yang tertulis yaitu Alqur’an maupun ayat-ayat yang terbentang luas di alam semesta beserta isinya.
Dan sudah saatnya para ilmuan menyadari sepenuhnya bahwa betapapun hebatnya manusia sehingga dapat menguasai alam ini, pada hakekatnya tetap adalah makhluk yang lemah yang penuh dengan keterbatasan, untuk itu dengan kemajuan yang diperoleh hendaknya tidak untuk menyombongkan diri serta menjauhi sang maha pencipta seluruh alam.
Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah, dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Naml: 93)
Masyarakat zaman sekarang memperlakukan Al Quran berbeda sama sekali dengan tujuan penurunan Al Quran sebenarnya. Di dunia Islam secara umum, sedikit sekali orang yang mengetahui isi Al Quran.
Sebagian di antara mereka sering menyampul Al Quran dengan bagus dan menggantungnya pada dinding rumah, dan orang-orang tua membacanya sekali-sekali. Mereka beranggapan bahwa Al Quran melindungi pembacanya dari “kemalangan dan kesengsaraan”. Menurut kepercayaan ini, Al Quran dianggap semacam jimat penangkal bala.
Padahal, ayat-ayat Al Quran menyatakan bahwa tujuan Al Quran diwahyukan sama sekali berbeda dengan yang tersebut di atas. Misalnya, dalam surat Ibrahim ayat ke-52, Allah menyatakan, “(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah AIlah Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.” Dalam banyak ayat lain, Allah menegaskan bahwa salah satu tujuan utama diturunkannya Al Quran adalah untuk mengajak manusia bertafakur.
Al Quran memberikan petunjuk kepada manusia dalam masalah ini. Dalam Al Quran, Allah memberitahukan apa yang hendaknya kita renungkan dan kita amati. Dengan cara perenungan yang diajarkan dalam Al Quran, seseorang yang beriman kepada Allah akan dapat lebih baik merasakan kesempurnaan, hikmah abadi, ilmu, dan kekuasaan Allah dalam ciptaan-Nya. Jika seorang beriman mulai berpikir sesuai dengan cara-cara yang diajarkan dalam Al Quran, ia pun segera menyadari bahwa seluruh alam semesta adalah sebuah tanda karya seni dan kekuasaan Allah, dan bahwa “alam semesta adalah karya seni, dan bukan pencipta karya seni itu sendiri.” Setiap karya seni memperlihatkan keahlian pembuatnya yang khas dan unik, serta menyampaikan pesan-pesannya.
Dalam Al Quran, manusia diseru untuk merenungi berbagai kejadian dan benda alam, yang dengan jelas memberikan kesaksian akan keberadaan dan keesaan Allah beserta sifat-sifat-Nya. Dalam Al Quran, segala sesuatu yang memberikan kesaksian ini disebut “tanda-tanda”, yang berarti “bukti yang teruji kebenarannya, pengetahuan mutlak, dan pernyataan kebenaran.” Jadi, tanda-tanda kebesaran Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta ini yang memperlihatkan dan menyampaikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Orang-orang yang dapat mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa seluruh jagat raya tersusun hanya dari tanda-tanda kebesaran Allah.
Sungguh, adalah kewajiban bagi manusia untuk dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah…. Dengan demikian, orang tersebut akan mengenal Sang Pencipta yang menciptakan dirinya dan segala sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat kepada-Nya, menemukan makna keberadaan dan hidupnya, dan menjadi orang yang beruntung dunia dan akhirat.
Posting Komentar